Sebenarnya
ini adalah tugas dari divisi penalaran SSC yang belum sempat aku selesaikan.
Berhubung dihari libur semester aku tidak ada kerjaan a.k.a nganggur,
akhirnya aku berniat untuk menyelesaikan tugas yang tertunda ini.
SASERU STUDI CLUB VISITED SANGIRAN
16 Februari 2013, tepat 2 hari setelah hari Valentine-bagi yang
merayakannya- para pengurus dan anggota SSC melakukan kunjungan ke Sangiran.
Sangiran adalah salah satu objek wisata pendidikan yang ada di Jateng atau
lebih tepatnya di Sragen. Disana terdapat banyak fosil-fosil purba baik manusia
maupun hewan. Tidak hanya fosil yang dipamerkan di museum ini, namun juga
terdapat replika-replika yang menggambarkan proses penggalian dan penemuan
fosil.
Dalam perjalanan menuju Sangiran sebut saja rombongan SSC yang berangkat
dengan menggunakan sepeda motor, harus menghadapi berbagai rintangan yang
benar-benar membuat senam jantung. Banyak lubang di jalan yang harus dihindari,
selain kondisi jalan yang berlubang rombongan SSC harus “berbagi” jalan dengan
bus-bus besar yang menyalip dari arah berlawan. Dengan kondisi jalan yang juga
sempit maka mau tidak mau kami harus minggir ke jalan tanah agar bus yang
menyalip bisa lewat jalur kita atau lebih tepatnya agar kita tidak tertabrak
bus.
Setelah perjalanan sekitar 45 menit dari kampus UNS, akhirnya
rombongan sampai di Sangiran. Harga masuk pada saat itu Rp 5000,- It’s quite
cheap I think. Sebelum masuk ke museum kami berkumpul dulu untuk
penyampaian tugas dari Mbak Heni sebagai Head Division of Penalaran. Tugas yang
dimaksud adalah tulisan semacam ini dan dibuat sekreatif mungkin.-Unfortunately
I was not that creative, but I tried my best- Pengumpulannya sekitar 10 hari setelah kunjungan atau
sekitar tanggal 26 Februari.
I really shocked when seeing a big statue of ancient man there. It
was so naked. Yeah, totally naked and you can see that “thing” clearly. The
worst is we gathered straight in front of the statue and hardly believed that
we took picture with it.
Ketika Mbak Heni sedang asik menyampaikan tugas, pada saat itu juga
datanglah rombongan wisatawan lain sekitar 100 orang lebih dengan menggunakan
bus ukuran medium(?). I just thought it would be crowded and not
comfortable.
Setelah Mbak Heni selesai, kita langsung menuju ke dalam museum.
Banyak hal yang menarik disana –for anyone who really likes history and anything
which related to it- seperti patung, gambar, multimedia book, and more
pictures and descriptions. My shocked was continuing when I saw naked thing again. This is different from the previous one. This is ONLY naked picture of
an ancient woman. Foolishly my friend and I took picture with a background that
woman. Kemudian rombongan terpisah sendiri-sendiri dengan kelompoknya
masing-masing menikmati atau lebih tepatnya mengamati patung, gambar dan
penjelasan yang ada disana. Ternyata tidak hanya manusia purba yang ada disana,
namun penjelasan mengenai bentuk permukaan bumi juga dijelaskan disana.
Selain banyak koleksi yang bisa dilihat, di tempat ini juga
menawarkan suasana yang hijau dan cozy. Perhaps there was one thing that
made me uncomfortable. It was the security. When my friends and I were sitting
near the diorama stage suddenly he was a little bit yelling at us by saying “disitu
bukan tempat duduk!” Finally we move away from the staget and sat in the
floor pitily. The situation was quite then my friends offered to take some
picture there. So we took picture together and forgot that security for a
moment.
Ternyata di dalam masih banyak patung-patung naked men. Dan
sempat berpikir ini museum sepertimya tidak layak untuk anak dibawah umur based
on my arogan opinion.
Setelah foto bersama di dalam kita akhirnya keluar dan menandakan
bahwa tur di dalam sudah selesai. Setelah kita keluar ternyata ada papan nama
Sangiran di tembok, yang ternyata disitulah muka depan museum ini, dengan kata
lain kita salah masuk lewat pintu exit. -_-a namun hal itu bukanlah hal yang
begitu bermasalah bagi kami karena setelah menyadari hal tadi kita langsung
foto bersama –Again-.
Itulah tadi sekilas tentang kegiatan SSC pada bulan Februari
kemarin. Dan dibawah ada beberapa foto dokumentasi yang lain. Tambahan saja
ternyata rombongan bus tadi adalah rombongan wisatawan asing dari taiwan atai
hongkong aku lupa. Ketika aku mencoba mengajak berkomunikasi dengan bahasa
inggris kepada bapak-bapak dia malah menghindar kemudian ada ibu-ibu yang ramah
menghampiri dan bertanya “where do yo come from” aku menjawab “UNS, sebelas
maret university. We are study club of saseru” jawabku kurang lebih begitu.
Setelah percakapan ringan beberapa detik aku mendapat info bahwa mereka adalah
para dosen di Taiwan/Hongkong-aku masih lupa- yang sedang berwisata di sekitar
Solo. Kemudia saya sempatkan untuk meminta foto bersama. –Although I was not
include on that picture because I was the one who captured the picture. Well,
it’s not a big deal, though-
No comments:
Post a Comment