Thursday, October 20, 2016

Candi Cetho


A Short Trip to Candi Cetho
Gapura awal Candi Cetho

Tepat dua hari lalu (sebelum postingan ini dipost), saya menyempatkan diri untuk sekedar refreshing ke kota (red. Kabupaten) Karanganyar. Ada banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi di sini yang notabene kebanyakan merupakan wisata alam. Namun saya dan teman-teman memilih untuk mengunjungi Candi Cetho. Sebenarnya lebih penasaran dengan Candi Sukuh yang lebih tenar dengan bentuk candinya yang menyerupai candi/bangunan suku maya di Amerika latin.

Candi yang terletak di level paling atas
Starting point kami adalah gerbang depan kampus UNS (Universitas Sebelas Maret) Solo.Kita berangkat pukul 8.30 dan sampai di lokasi sekitar 10.00. Sebenarnya kita bisa sampai di lokasi lebih awal namun kita sempat tersesat gegara salah pilih lokasi di GPS.
Kalau nanti ada diantara readers yang menggunakan bantuan MAP, pastikan dulu tujuan yang kalian pilih benar. Kita bisa memastikan itu benar atautidak dengan melihat review lokasi tersebut. Ketika saya mencari “Candi Cetho” yang muncul di GMAP adalah ‘Candi Cetho Jenawi” dan “Candi Cetho”. Both location are located in Karanganyar regency, dan aku memilih yang “Candi Cetho Jenawi”. Ternyata itu merupakan lokasi yang salah dan lebih jauh 30 menit perjalanan dari lokasi candi yang sebenarnya.

Setelah sampai di Candi, kita memparkirkan motor masing-masing. Biaya parkir masih normal yaitu Rp 2.000,-. Untuk biaya tiket masuk ada dua jenis harga, yaitu berdasarkan turis asing atau domestik. Untuk turis domestic dikenai biaya Rp 7.000,- cukup murah dan sama dengan biaya masuk candi Gedong Songo di Ungaran. Sedangkan untuk tiket masuk wisatawan asing sebesar Rp 15.000,-

Halaman dasar Candi Cetho
Lokasi candi yang berada di perbukitan menjadikan candi ini berbentuk punden berundak. Selain bentuk candi yang unik, yang identic dengan candi ini yaitu Gapura di hampir setiap level candi yang sangat khas dengan gapura di Bali, yang notabene Candi ini memang Candi Hindu. Tidak seperti candi lain yang difungsikan sebagai tempat wisata saja, di sini juga masih terdapat praktek ibadah, dan akan tercium bau dupa di beberapa titik ibadah/di tingkat atas.


Hal lain yang khas dari Candi ini adalah bentuk-bentuk arca yang sebagian besar berbentuk Phallic. Di papan informasi Candi juga disebutkan bahwa arca tersebut memang berbentuk alat reproduksi laki-laki.
Salah satu arca yang ada di Candi Cetho


Selain bentuk candi dan arca yang unik, lokasi candi yang terletak di lereng Gunung Lawu menjadikan lokasi candi berhawa dingin dan terkadang berkabut and it felt awesome. Lol
Bagi readers yang tetarik dengan wisata alam atau percandian atau tentang sejarah Indonesia, Candi Cetho bisa saya rekomendasikan untuk kalian.

Setelah lelah menikmati keunikan candi ini, readers juga bisa menikmati hidangan the di Tea Café tdak jauh dari lokasi Candi. Ada dua pilihan untuk sekedar makan siang atau ngeteh sore, yaitu Ndoro Dongker dan Bale Branti. Yang menjadi pilihan saya dan teman-teman waktu itu adalah Bale Branti. Ulasan lebih lanjut berkaitan dengan Bale Branti bisa dilihat di sini.

Well, untuk masalah budget, tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan uang untuk perjalan Candi Cetho dan Bale Branti. And this was my total expense during my trip:
1.      Bensin                                                 : 20.000
2.      Parkir 2x                                              : 4.000
3.      Masuk Candi                                       : 7.000
4.      Biaya sukarela kain masuk candi       : 10.000
5.      Makan di Bale Branti                          : 41.000 (Makan, teh,snack)

So, what are you waiting for, just go visit Karanganyar ….. (Halah, sok sok-an jadi duta wisata) lol

Catch you soon in other trip review